Kegiatan melingkar, MR, dan dilemanya

"Melingkarnya dengan siapa?"
Begitulah sebuah pertanyaan yang secara 'frontal' dilayangkan ke saya. Hmm...jadi menarik untuk saya sharing. Dalam akitvitas tarbiyah ini, mungkin tidak ada peraturan tertulis tentang boleh atau tidak menyebutkan siapa MR kita. Tapi yang saya dulu pernah dapatkan, tidak ahsan ketika kita mengumbar - umbar siapa MR kita. Ini pernah saya alami, ketika ada salah seorang teman yang secara tidak sengaja tahu siapa MR saya, karena pada saat itu sedang ada acara bersama satu lingkaran. Teman saya tadi juga sedang bersama temannya yang lain, kemudia dia berkata pada temannya "itu lhoo..MR nya" Saya mendengarnya dan merasa dipermalukan. Entah kenapa, yang jelas kalau suatu saat kita berbuat kesalahan dalam suatu hal, pasti secara tidak sengaja "tak bilang ke MR mu lho.." atau " MR nya siapa sih, kok bisa begitu??" Malu kan? kasihan juga MR disalahkan. Saya tidak tahu ada atau tidak aturan tentang boleh tidaknya masalah MR kita. Tapi akan lebih enak ada adab - adabnya. Berikut ini sedikit pengalaman saya. 1. TIDAK USAH BERTANYA SIAPA MR ANDA Kalau tidak penting, mending kita tidak usah tanya siapa MR teman/kenalan ngaji kita, kalau posisi kita bukan orang penting atau sekedar nanya. Kalau ada yang bertanya:" siapa MR mu?" kalau dia bukan 'orang penting' atau pertanyaan tersebut bukan untuk urusan penting, jawab aja:"maaf, tidak bisa menjawab pertanyaan antum.." 2. MENJAGA RAHASIA Kalau misalkan kita secara tidak sengaja tahu MR teman kita, yang kita harus ikut menjaga rahasia, nggak usah diumbar-umbar siapa MR teman kita. Saya secara pribadi juga beberapa kali tahu kegiatan melingkar dari teman yang usianya lebih tua dari saya, juga pernah tahu kegiatan melimgkar ibu-ibu, pernah juga tau 'kegiatan melingkar' teman yang lebih muda dari saya, ataupun 'kegiatan melingkar' teman seusia saya, saya tau siapa saja pesertanya dan siapa MR nya, namun saya berusaha untuk merahasiakan. Sekian, sharing dari saya, semoga bermanfaat. :)

Comments